Selasa, 31 Mei 2011

Kemacetan jadi 'Biang Kerok' Tingginya Konsumsi Bensin Premium

Jakarta - Pada periode Januari-22 Mei 2011 konsumsi premium sudah mencapai 9,37 juta kiloliter (KL). Ini berarti,40% dari jatah yang ditetapkan. Tingginya konsumsi premium ini disebabkan karena panic buying dan kemacetan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2011).

"Penyebabnya pertama karena panic buying. Tambahan jumlah kendaraan juga mengambil peran. Kemudian konsumsi yang berlebih akibat kemacetan juga menambah, pertumbuhan ekonomi juga, mobilitas masyarakat kan jadi lebih tinggi," tutur Tubagus.

Tubagus mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia juga berpengaruh terhadap tingginya konsumsi BBM. Belum lagi pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi.

"Waktu itu kita memperkirakan pertumbuhan kendaraan bermotor 6% tapi ternyata malah 13,4%. Sekarang saya ambil angka 19%. Itu kan udah cukup tinggi, karena ada daerah lain yang pertumbuhan kendarannya sudah 22%," jelasnya.

Dikatakannya, data dari Kepolisian, jumlah kendaraan bermotor saat ini mencapai 120 juta unit. Dari jumlah tersebut, 83 juta unit adalah sepeda motor.

"Nah kalau sepeda motor sehari saja 2 liter berarti sehari 166 juta liter. Kalau kendaraan umum 40 liter berapa jumlahnya?" kata Tubagus.

Tahun lalu, ujar Tubagus, 40% konsumsi bensin premium dihabiskan oleh sepeda motor, 53% oleh mobil pribadi, dan 7% sisanya angkutan umum.
(dnl/ang) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar