Selasa, 31 Mei 2011

Kutipan Pidato BJ Habibie dalam Peringatan Hari Kelahiran Pancasila

Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah menggobal sekarang ini?

Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, tergantung pada pandangan dan sikap suatu Negara dalam merespon fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidang ekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan alam suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke Negara asal, sedemikian rupa sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru, neo-colonialism, atau dalam pengertian sejarah kita, suatu "VOC (Verenigte Oostindische Companie) dengan baju baru".

Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna neo-colnialism atau "VOC-baju baru" itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan "jam kerja" bagi rakyat Indonesia sendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yang berorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan "Neraca Jam Kerja" tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan "nilai tambah" berbagai produk kita agar menjadi lebih tinggi dari "biaya tambah"; dengan ungkapan lain, "value added" harus lebih besar dari "added cost". Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas dan kualitas sumberdaya manusia dengan mengembangkan, menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskan implementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran para penyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkan implementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yang dilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandangan hidup akan dapat ‘diaktualisasikan' lagi dalam kehidupan kita.

Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Pancasila sebagai sebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehingga memposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasi Pancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma baru dalam dinamika perubahan sosial politik masyarakat Indonesia.

Kemacetan jadi 'Biang Kerok' Tingginya Konsumsi Bensin Premium

Jakarta - Pada periode Januari-22 Mei 2011 konsumsi premium sudah mencapai 9,37 juta kiloliter (KL). Ini berarti,40% dari jatah yang ditetapkan. Tingginya konsumsi premium ini disebabkan karena panic buying dan kemacetan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/5/2011).

"Penyebabnya pertama karena panic buying. Tambahan jumlah kendaraan juga mengambil peran. Kemudian konsumsi yang berlebih akibat kemacetan juga menambah, pertumbuhan ekonomi juga, mobilitas masyarakat kan jadi lebih tinggi," tutur Tubagus.

Tubagus mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia juga berpengaruh terhadap tingginya konsumsi BBM. Belum lagi pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi.

"Waktu itu kita memperkirakan pertumbuhan kendaraan bermotor 6% tapi ternyata malah 13,4%. Sekarang saya ambil angka 19%. Itu kan udah cukup tinggi, karena ada daerah lain yang pertumbuhan kendarannya sudah 22%," jelasnya.

Dikatakannya, data dari Kepolisian, jumlah kendaraan bermotor saat ini mencapai 120 juta unit. Dari jumlah tersebut, 83 juta unit adalah sepeda motor.

"Nah kalau sepeda motor sehari saja 2 liter berarti sehari 166 juta liter. Kalau kendaraan umum 40 liter berapa jumlahnya?" kata Tubagus.

Tahun lalu, ujar Tubagus, 40% konsumsi bensin premium dihabiskan oleh sepeda motor, 53% oleh mobil pribadi, dan 7% sisanya angkutan umum.
(dnl/ang) 

Pemerintah 'Bingung' Atasi Kenaikan BBM


VIVAnews - Pemerintah hingga saat ini belum memberikan kepastian langkah antisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Padahal hingga April 2011, anggaran subsidi BBM sudah mencapai Rp29,2 triliun atau 30,4 persen dari target Rp95,9 triliun sampai akhir tahun 2011.

Langkah hati-hati yang ditempuh pemerintah selama ini dikarenakan seluruh opsi antisipasi pembengkakan anggaran negara, akibat kenaikan harga minyak dunia, memiliki risikonya masing-masing.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Jumat, 20 Mei 2011. "Tidak ada pilihan yang paling aman, semua ada risikonya, ada plus dan minusnya," kata dia.

Dia mengakui pihaknya terus memantau realisasi penyerapan anggaran BBM bersubsidi yang dianggap cukup besar untuk empat bulan pertama tahun 2011. Sementara, sejumlah pilihan antisipasi masih saja terus digodok pemerintah seperti menambah anggaran atau volume konsumsi BBM bersubsidi, atau melakukan upaya penyesuaian lainnya.

Bambang menjelaskan, pilihan menaikkan harga BBM bersubsidi dikhawatirkan akan meningkatkan ekspektasi laju inflasi. Sementara untuk menambah volume BBM bersubsidi, ditakutkan akan membuka peluang terjadinya kebocoran ataupun pelaksanaan yang tidak mulus di lapangan.

Kalaupun pilihannya menambah subsidi, Bambang mengatakan, hal itu pada akhirnya akan memperberat beban anggaran pemerintah.

Data Ditjen Mineral dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan harga patokan minyak mentah Indonesia (ICP) sepanjang 4 bulan terakhir terus menunjukan kenaikan.

Jika pada Januari 2011, harga rata-rata terhitung ICP mencapai US$97,09 per barel, maka pada Februari angka tersebut naik menjadi US$103,31 per barel.
Harga ICP kembali naik pada dua bulan terakhir dimana harga minyak mentah Indonesia pada Maret mencapai US$113,07 per barel dan naik menjadi US$123,36 per barel.

Harga ICP pada bulan lalu, untuk sementara tercatat sebagai harga tertinggi selama tahun 2011. Harga rata-rata selama Januari-April 2011 sendiri mencapai US$109,21 per barel. Sebagai informasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011 menetapkan harga ICP sepanjang tahun ini berada pada level US$80 per barel.

Kendati terus menunjukan kenaikan, Kemenkeu sebelumnya menyatakan harga BBM Indonesia sampai kini masih yang terendah di kawasan Asia Timur, termasuk Australia. Rendahnya harga BBM di tanah air itu lebih dikarenakan pemerintah masih memberikan subsidi pada BBM.

Perbandingan harga BBM ini didasarkan pada negara-negara yang dianggap memiliki perkembangan ekonomi yang sama seperti Indonesia yaitu Filipina, Vietnam, dan India.
• VIVAnews